Desa Salado merupakan desa yang terletak di Kabupaten Majalengka, Kecamatan Talaga. Pada jaman dahulu merupakan daerah persawahan. Menurut para tokoh perjuangan, saat memasuki jaman penjajahan Desa Salado merupakan tempat persembunyian dari penjajah. Menurut sejarah pada masa Kepresidenan Soekarno, terjadi pemindahan pemerintahan dari Jakarta ke Yogyakarta. Pada saat itu, Desa Salado menjadi tempat persinggahan para tentara nasional untuk beristirahat dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Asal-usul nama Salado berasal dari kata "salah dago" yang berarti salah menunggu. Hal itu dikarenakan pada waktu itu tentara nasional yang ingin ke Yogyakarta saling menunggu satu sama lain.
Adapula versi lain asal usul nama Desa Salado. Nama Salado berasal dari sebuah legenda yang diceritakan secara turun-temurun oleh leluhur desa ini. Suatu hari pada zaman pademangan ada seorang warga desa yang menemukan sebuah bangkai kuda. Seseorang bertanya siapa pemilik bangkai kuda tersebut namun tidak ada yang mengakuinya. Lalu seseorang melapor ke Kerajaan Talaga bahwa telah ditemukan sebuah bangkai kuda. Seorang Demang datang ke lokasi bangkai tersebut. Sebelum menguburkannya ia menusuk bangkai tersebut dengan tongkat. Ia mengumumkan ke masyarakat bahwa area tanah yang bau busuk masih tercium, maka tanah tersebut akan menjadi milik Demang. Kemudian bau tersebut tercium hingga Cikijing, Cingambul, dan Desa Ciranje. Setelah itu Demang kembali lagi ke lokasi bangkai tersebut dan menagih tanah tersebut kepada masyarakat. Dari situlah masyarakat menyadari bahwa mereka telah disalahkan dan dibodohi (disasalah dan dibobodo) karena si Demang mengakui tanah warga desa yang tercium bau bangkai. Maka dari itu muncul lah Desa Salado.-
No comments:
Post a Comment